Radiojfm.com -Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah mengembangkan inovasi teknologi kesehatan masa depan melalui riset robot medis bronskop dan tangan bionik. Kedua teknologi berbasis soft robotics ini diharapkan dapat membantu penanganan medis secara lebih efektif dan presisi.
Dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Vani Virdyawan, menjelaskan bahwa bronskop dirancang sebagai robot medis yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh manusia untuk berbagai keperluan tindakan medis.“Kegunaannya bisa macam-macam, misalnya untuk mengambil sampel jaringan atau melakukan pemotongan. Prinsipnya mirip dengan endoskopi yang dimasukkan ke lambung,” ujar Vani dalam orasi ilmiah pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITB di Sabuga, Bandung, Kamis, 14 Agustus 2025.
Bronskop ini memanfaatkan teknologi soft robotics yang fleksibel, sehingga lebih aman digunakan di dalam organ tubuh. Meski begitu, pengembangannya membutuhkan waktu panjang karena harus melalui serangkaian tahapan uji coba, termasuk uji klinis sebelum dapat digunakan secara luas.
Bronskop ini memanfaatkan teknologi soft robotics yang fleksibel, sehingga lebih aman digunakan di dalam organ tubuh. Meski begitu, pengembangannya membutuhkan waktu panjang karena harus melalui serangkaian tahapan uji coba, termasuk uji klinis sebelum dapat digunakan secara luas.
“Mungkin bisa 10 atau 15 tahun lagi baru siap digunakan. Prosesnya panjang, bukan hanya membuat sistemnya, tapi juga memastikan keamanannya sesuai standar medis,” tambahnya.
Selain bronskop, tim ITB juga mengembangkan tangan bionik untuk membantu penyandang disabilitas yang mengalami amputasi tangan. Tangan bionik ini diharapkan mampu memulihkan fungsi gerak dan memudahkan aktivitas sehari-hari.
“Kalau tangan bionik itu untuk mengganti tangan yang diamputasi, agar penggunanya tetap bisa beraktivitas normal,” jelas Vani. Ia menambahkan, prototype tangan bionik sudah berhasil dibuat. Namun, beberapa sistem pengendalian masih dalam tahap pengembangan.
Ke depan, pengembangan tangan bionik ini akan melibatkan kolaborasi lintas program studi, termasuk bidang teknik kontrol dan signal processing, agar perangkat dapat dikendalikan dengan sinyal elektrik dari tubuh pengguna. “Misalnya ketika pengguna ingin membuka atau menutup tangan, sistem akan merespons sinyal tersebut secara otomatis,” katanya.
Kedua proyek ini menunjukkan komitmen ITB untuk menghadirkan solusi teknologi berbasis riset yang bermanfaat bagi dunia medis dan masyarakat luas. Vani menegaskan, walau perjalanan riset masih panjang, manfaatnya di masa depan akan sangat signifikan bagi peningkatan kualitas hidup pasien.
Dengan kemajuan soft robotics seperti bronskop dan tangan bionik, di masa depan dunia medis di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan yang lebih modern, aman, dan efektif. ITB optimistis bahwa inovasi ini dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam bidang teknologi kesehatan.***
Selain bronskop, tim ITB juga mengembangkan tangan bionik untuk membantu penyandang disabilitas yang mengalami amputasi tangan. Tangan bionik ini diharapkan mampu memulihkan fungsi gerak dan memudahkan aktivitas sehari-hari.
“Kalau tangan bionik itu untuk mengganti tangan yang diamputasi, agar penggunanya tetap bisa beraktivitas normal,” jelas Vani. Ia menambahkan, prototype tangan bionik sudah berhasil dibuat. Namun, beberapa sistem pengendalian masih dalam tahap pengembangan.
Ke depan, pengembangan tangan bionik ini akan melibatkan kolaborasi lintas program studi, termasuk bidang teknik kontrol dan signal processing, agar perangkat dapat dikendalikan dengan sinyal elektrik dari tubuh pengguna. “Misalnya ketika pengguna ingin membuka atau menutup tangan, sistem akan merespons sinyal tersebut secara otomatis,” katanya.
Kedua proyek ini menunjukkan komitmen ITB untuk menghadirkan solusi teknologi berbasis riset yang bermanfaat bagi dunia medis dan masyarakat luas. Vani menegaskan, walau perjalanan riset masih panjang, manfaatnya di masa depan akan sangat signifikan bagi peningkatan kualitas hidup pasien.
Dengan kemajuan soft robotics seperti bronskop dan tangan bionik, di masa depan dunia medis di Indonesia diharapkan mampu memberikan layanan yang lebih modern, aman, dan efektif. ITB optimistis bahwa inovasi ini dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam bidang teknologi kesehatan.***
0 Komentar